Membedah buku 17 Rahasia Soekarno, Kegiatan Pitulasan#2 Menjadi Ajang Silaturahmi Gagasan dan Karya Seni

jurnalaksara.com,-Diskusi Publik Pitulasan#2 yang diselenggarakan oleh Komunitas Pekerja Seni Galeri Juang bekerjasama dengan Museum Perjoeangan Bogor di gedung Museum Perjoeangan Bogor pada Sabtu, 17 Februari 2024 berlangsung secara Hidmat dan dinamis.

Diskusi bulanan yang telah memasuki edisi ke-2 ini diawali pada pukul 14.30 WIB dengan pementasan happening art oleh Heri Cokro, Tohir Kulikulo dan Suryana Hasan yang mengilustrasikan perjalan sejarah kolonialisme di tanah Nusantara hingga hari ini.

Dalam pertunjukkan yang bertajuk “Wajah Bangsaku” mengandung pesan kebangsaan dimana jika kita sebagai bangsa tidak memiliki jati diri dan harga diri sebagai bangsa serta memiliki kekuatan kultural berupa nilai-nilai luhur, sikap dan perilaku yang progresif serta persatuan yang saling menguatkan maka pada gilirannya kita akan terus dikalahkan, dihinakan, disubordinasikan dan dikuasai oleh kekuatan asing yang mengepung Nusantara.

Selepas happening art kegiatan berlanjut dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan dari panitia, pengelola museum dan perwakilan dari dinas pariwisata dan kebudayaan kota Bogor.

Semua sambutan pada dasarnya menyampaikan arti pentingnya sosok pejuang bangsa legendaris seperti Bung Karno dalam kiprahnya mempersatukan bangsa, menanamkan jati diri, rasa patriotisme, melalui beragam cara seperti perlawanan bersenjata, perang pemikiran, hingga diplomasi di tingkat internasional, rela berkorban, mengutamakan kepentingan bangsa di atas segalanya hingga mampu memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dalam kegiatan inti yakni membedah buku “17 Rahasia Soekarno Mengguncang Dunia” disampaikan oleh penulisnya Suryana Hasan alias Bung Karna yang selalu tampil dengan gaya bicara dan kostum serupa Bung Karno ini, ada 17 sifat kepribadian Bung Karno yang bisa menjadikan beliau sebagai tokoh yang kiprahnya mampu melampaui geografis Indonesia hingga berdaya “mengguncang” dunia, Suryana menyebutkan 17 sifat kepribadian Bung Karno yaitu: Berpegang teguh pada tauhid, Menjaga sholat wajib 5 waktu, Sibuk dengan Al-Qur’an, Mengagumi Nabi Muhammad SAW, Hormat, patuh dan berbakti pada orang tua, Menghormati guru, Mencintai ilmu dan gemar membaca, Syiar dan membela Islam, menentang penjajahan, Bermimpi besar dan mulia, Bertindak nyata, total dan maksimal, Tegas dan pemberani, Orator ulung, Penulis andal, Komunikator kawakan, Jago bahas-bahasa asing, Rendah hati, sederhana dan sering berdoa, Penyayang, peduli dan bermanfaat bagi banyak orang.

Selepas Suryana Hasan memaparkan isi bukunya kemudian dikupas, dibedah dari berbagai persepektif dari akademis, historis hingga kacamata budaya oleh Rachmat Iskandar, sebagai pemerhati sejarah dan Ki Agus Prana Mulia yang dikenal sebagai akademisi, peneliti dan budayawan.

Diskusi berjalan dinamis dipandu oleh Heri Cokro dengan beragam pertanyaan tentang kepribadian, kiprah dan prestasi Soekarno yang ditimpali saling bergantian oleh ketiga pembicara dan memberi wawasan lebih dalam tentang sosok Soekarno dalam buku yang ditulis oleh Suryana Hasan tersebut.

Karena kegiatan diinisiasi oleh para pelaku seni, selalu saja dihadirkan karya-karya seni yang relevan yang pada kegiatan pitulasan kali ini menampilkan Kang Coim yang membawakan 2 lagu balada kritis, pembacaan puisi oleh Bung Nanang ‘Urip Sumohardjo’, dan aksi melukis Bung Karno oleh Adi Gimbal, sementara setiap acara dipandu oleh Yudi Tunggul Awi. ( Ckr03 )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *