jurnalaksara.com, BOGOR – Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto dan unsur Forkopimda Kota Bogor, melakukan peninjauan terhadap harga-harga sayuran, tempe, buah, bumbu dan bahan pokokĀ lainnya di Pasar Induk Teknik Umum (Tekum) Kota Bogor, Senin (11/3/2024).
Peninjauan ini dilakukan guna memastikan harga-harga kebutuhan rumah tangga di Kota Bogor tetap stabil menjelang memasuki bulan Ramadhan 1445 Hijriah.
Rombongan Forkopimda yang didampingi oleh jajaran direksi Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor langsung melakukan melakukan pengecekan terhadap stok komoditas di pasar tekum. Berdasarkan data yang dimiliki oleh pihak Perumda PPJ dan Dinas Perdagangan, Bima Arya menyebutkan bahwa harga komoditas masih stabil dan stoknya masih terjaga sampai dua pekan kedepan. Hanya harga beras yang masih dikeluhkan tinggi oleh pedagang dan masyarakat.
“Tadi saya dan Pak Atang melihat harganya relatif stabil, pasokan juga lancar,” ujar Bima.
Sebagai pasar induk bagi wilayah di sekitar Kota Bogor. Bima juga memastikan bahwa stok sayur seperti cabai, bawang merah, bawang putih dan bawang bombai beserta buah-buahan di Pasar Induk Tekum Kota Bogor masih aman dan terjaga.
Namun, jika nanti terjadi persoalan dalam hal stok dan kenaikan harga komoditas pangan. Bima menyampaikan Pemerintah Kota Bogor telah menyiapkan skenario pelaksanaan operasi pasar.
“Yang kita khawatirkan kan cabai, beras, bawang dan sebagainya yang dibutuhkan saat puasa dan lain-lain, tapi stoknya lancar. Kalau ada kenaikan harga, nanti kita cek penyebabnya kenapa. Kalau karena stoknya berkurang ya pasti kita lakukan operasi pasar,” jelasnya.
Di lokasi yang sama, Atang menambahkan selama Ramadhan sampai Lebaran nanti, ia meminta Tim Pengendali Iflasi Daerah (TPID) yang dinakhodai oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, untuk terus melakukan pengecekan terhadap komoditas pangan di seluruh pasar Kota Bogor.
Dalam hal tersebut, Atang pun menekankan komoditas seperti beras harus menjadi perhatian utama. Jika terjadi tren kenaikan harga komoditas pangan, Atang meminta TPID langsung berkoordinasi dengan memastikan rantai pasok lancar.
“Yang terpenting dari TPID memantau harga. Jika ada tren dalam satu minggu ada kenaikan, tentu harus segera komunikasi dengan pihak terkait. Komunikasi dengan supplier maupun distributor. Khusus untuk beras, segera komunikasi dengan Bulog,” tegas Atang.
Lebih lanjut, terkait dengan kebutuhan pemenuhan stok beras, Atang menyarankan agar Pemerintah Kota Bogor bersama Bulog menyiapkan skenario penggunaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
“Ada gudang Bulog di Dramaga. Kabulog juga orang Bogor. Jika harga terus naik, maka bisa komunikasi dengan Bulog untuk bisa salurkan cadangan beras pemerintah (CBP) ke pasar,” ungkapnya.
Menjawab permintaan Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto. Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah, memastikan TPID akan terus melakukan monitoring terhadap kenaikan harga komoditas pangan.
Bahkan ia memastikan akan langsung membuka jalur komunikasi dengan para distributor jika ditemukan adanya kelangkaan terhadap beberapa komoditas pangan.
“Kita kan rutin membahas. Jadi semua kita lihat dari komoditas-komoditas, mana yang naik mana yang tersedia. Kemudian kalau tidak ada misalnya, kita kumpulkan dengan distributornya. Mereka persoalannya di mana,” jawabnya.
Syarifah juga mengungkapkan untuk memastikan tidak ada kelangkaan terhadap komoditas pangan di Kota Bogor. Saat ini Pemkot Bogor telah membuka kerjasama antar daerah, untuk menutupi kekurangan komoditas pangan.
“Kita kerja sama dengan antardaerah. Jadi kalau ada daerah yang surplus, tapi komoditi kita kurang, kita kerja sama untuk pengambilan itu,” tutupnya. (A humaini)