Jurnalaksara.com, BOGOR -Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2024. HKB diperingati setiap tahunnya pada tanggal 26 April, sebagai momentum membangkitkan kembali kesadaran masyarakat agar siap siaga terhadap bencana. Hal ini dijelaskan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Ade Hasrat, Jumat (26/4).
Untuk diketahui, Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan seluruh lapisan masyarakat agar menjadi Indonesia Tangguh Bencana. Peringatan HKB sudah dilakukan sejak tahun 2017 dan menjadi momentum membangun budaya sadar bencana dimana masyarakat melakukan evakuasi secara mandiri secara rutin. HKB tahun 2024 mengangkat tema “Siap Untuk Selamat” dengan subtema “Indonesia Tangguh Indonesia Hebat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Ade Hasrat menjelaskan, tanggal 26 April adalah tanggal lahirnya Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Maka tanggal ini ditentukan sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana.
“Momentum ini juga sangat tepat karena berdasarkan prakiraan cuaca, mulai bulan Oktober 2023 sampai dengan Mei 2024, akan mengalami banyak cuaca yang ekstrim. Sehingga dipandang perlu kita bergerak mengingatkan seluruh komponen masyarakat agar siap siaga menghadapi kemungkinan bencana,” jelas Ade.
Ade menuturkan, Pemkab Bogor memperingati HKB tahun 2024 dengan beberapa rangkaian kegiatan. Rencananya diawali workshop kesiapsiagaan bencana di bulan Mei, yang menghadirkan beberapa panelis untuk memberikan materi terkait manajemen bencana, salah satunya dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Kemudian kita menggelar simulasi-simulasi penanggulangan bencana. Baik simulasi ketika terjadi gempa bumi maupun bencana lainnya. Hal ini untuk meyakinkan kesiapan kita saat terjadi bencana di Kabupaten Bogor,” tutur Ade.
Ade melanjutkan, yang kami garis bawahi pada momentum ini adalah kesadaran masyarakat terhadap kewaspadaan bencana. Terkadang kita terlalaikan dengan kondisi, misalnya ketika sebuah rumah nyaman ditempati, tanpa memperhatikan lingkungan sekitar padahal sebenarnya lokasi tersebut rawan bencana. Jadi kami terus menggugah kesadaran masyarakat, bahwasannya tidak sepenuhnya kita itu aman terhadap bencana. Bencana bisa saja terjadi, dimana saja, kapan saja, tanpa bisa diprediksi.
“Tahun 2023, kami sudah melatih hampir 500 relawan, tahun ini pun hampir sama, kita akan latih berkaitan dengan mitigasi bencana, manajemen risiko bencana, dan penanggulangan bencana. Alhamdulillah di Kabupaten Bogor ini sudah terbentuk 102 Desa Tangguh Bencana (Destana). Kemudian kita juga mendorong untuk dibuat adanya Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) saat ini baru terdapat 22 kecamatan, dan akan terus ditingkatkan,” ujar Ade.
Ade menambahkan, kita juga melakukan sosialisasi ke siswa-siswa sekolah. Harapannya dengan upaya yang dilakukan, semua pihak menjadi peduli terhadap kemungkinan terjadinya bencana. Sehingga mitigasi bencana dan juga pencegahan bencana bisa dilakukan secara bersinergi antara pemerintah, stakeholder, dan masyarakat.
“Bencana tidak bisa ditanggulangi sendiri oleh pemerintah, harus didukung oleh seluruh komponen masyarakat. Oleh karena itu, pada momentum HKB ini kami mengajak kepada relawan-relawan bencana untuk bergerak, melakukan mitigasi bencana, melakukan sosialisasi pencegahan bencana, dan sebagainya,” tambanya.
Dirinya berharap, Allah SWT memberkahi kita sehingga bencana tidak diturunkan ke Kabupaten Bogor dan warganya. Itu yang paling utama. Kedua, ia berharap BPBD Kabupaten Bogor lebih tangguh lagi ke depan, di tengah keterbatasan yang dihadapi.
“Undang-undang mengamanatkan bahwa penanggulangan bencana itu kewajiban pemerintah. Maka pemerintah wajib menyiapkan perangkatnya untuk menanggulangi bencana dengan baik,” kata Kalak BPBD Kabupaten Bogor, Ade Hasrat.(A humaini)