BOGOR. Jurnalaksara.com, – Mayor Oking, atau lengkapnya Mayor Raden Oking Djaja Atmadja (dibaca Jaya Atmaja – red), adalah seorang tokoh militer dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Bogor. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Kota Bogor, yaitu Jalan Mayor Oking Jaya Atmaja, merupakan jalur vital di barat Stasiun Kereta Api Kota Bogor, menghubungkan jalan Kapten Tubagus Muslihat dengan jalan M.A.Salmun.
Mayor Oking lahir pada tahun 1918 di Bogor, dari keluarga bangsawan, Ayahnya, Raden Enjoeh Djaya Atmadja, berasal dari Kampung Loji Bogor, sedangkan ibunya, R. Nenden, berasal dari Cileungsi. Sejak kecil, Oking menunjukkan jiwa kepemimpinan yang luar biasa. Sebelum bergabung dengan tentara, ia sempat bekerja sebagai juru tagih cukai, hingga Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942. Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tahun 1945, Oking langsung bergabung dengan pasukan Siliwangi dan mulai meniti karier militernya
Ketika ia bergabung dengan Divisi Siliwangi, salah satu pertempuran paling menentukan yang dipimpinnya terjadi saat Inggris, bersama pasukan NICA, berusaha menguasai Sukabumi melalui Pelabuhan Ratu. Oking, sebagai Komandan Kompi, berhasil menghalau serangan ini, sehingga pasukan Inggris gagal masuk ke Sukabumi
Pada tahun 1948, Mayor Oking bersama pasukannya terlibat dalam Long March Siliwangi, perjalanan epik yang memakan waktu hingga berbulan-bulan dari Jawa Barat menuju Yogyakarta. Setelah tiba di Yogyakarta, Oking dihadapkan pada tugas berat lainnya, yakni memimpin pasukan dalam penumpasan pemberontakan PKI yang dipimpin oleh Muso di Solo. Pertempuran sengit di Stasiun Balapan, Solo, membuat Mayor Oking terluka parah. Lengan kanannya tertembak, memaksanya menjalani amputasi di rumah sakit Solo

Setelah pertempuran di Solo, Mayor Oking sempat dijenguk dan dipeluk oleh Jenderal Soedirman sebagai bentuk penghormatan atas perjuangannya. Meskipun namanya dikenal melalui jalan di Bogor, perjuangan dan dedikasinya dalam mempertahankan kemerdekaan jauh lebih besar dari sekadar nama jalan.
Di balik semangat juangnya, Mayor Oking juga dikenal sebagai sosok yang menginginkan kedamaian bagi keluarganya. Ia berpesan agar anak-anaknya tidak mengikuti jejaknya sebagai tantara.
Selain pertempuran di Solo, Mayor Oking juga terlibat dalam penumpasan gerombolan DI/TII di Gunung Salak dan Cariu, Bogor. Penetapan nama Jalan Mayor Oking di Bogor dan Bekasi merupakan instruksi dari Jenderal A.H. Nasution kepada kepala daerah Kota dan Kabupaten Bogor. Printah ini kemudian ditetapkan melalui Surat Keputusan Wali Kota Bogor tahun 1972. (dari berbagai sumber) ***