SOCIETEIT GEBOUW, Gedung Pusat Hiburan Para Pembesar dan Bangsawan Eropa

BOGOR. Jurnalaksara.com, –  Buitenzorg (Kota Bogor), dijaman kolonilal Belanda merupakan salah satu kota tujuan wisata para pembesar dan bangsawan serta masyarakat Eropa terutama Belanda dan Inggris. Boleh jadi kota ini kemudian berkembang pesat dengan tumbuhnya fasilitas kota seperti Hotel, taman-taman kota dan tempat hiburan, salah satunya adalah Gedung Sosieteit terletak di lokasi strategis di Groote Post Weg (Jl.Ir.H.Juada) bersebelahan dengan Gedung Geminte Buitenzorg (Balaikota Bogor). Gedung ini, kini sudah lenyap sejak tahun 1960-an, konon katanya atas perintah Presiden Soekarno Gedung ini dihancurkan termasuk Witte Paal (kini menjadi pertigaan air mancur) di ujung jalan Jend Sudirman.

Pada awalnya, societeit berdiri di Batavia lalu kemudian berkembang hingga ke kota-kota lain, termasuk Buitenzorg (Kota Bogor). Societeit gebouw sudah ada sejak Tahun 1872. Bangunan ini menjadi tempat berkumpulnya para sosialita Belanda, dan berfungsi juga sebagai gedung serbaguna yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang Belanda dan Eropa.

Orang-orang pribumi !!! Jangan harap bisa masuk ke dalamnya, kecuali kalau orang itu berasal dari kalangan bangsawan atau priyayi. Namun begitu, perkumpulan para sosialita Belanda di Bogor tempo dulu ternyata sudah ada sejak 1853.

Saat itu, masyarakat Belanda yang memiliki hobi sama yaitu balap kuda berkumpul dalam sebuah perkumpulan yang bernama Buitenzorgsche Wedloop Societeit yang dipimpin oleh FHC van Motman, seorang tuan tanah pemilik beberapa perkebunan di Buitenzorg. Perkumpulan ini pula yang kemudian membangun sebuah lapangan pacuan kuda yang letaknya tidak jauh dari pilar putih Witte Paal. Kini, lapangan pacuan kuda tersebut beralih rupa menjadi kawasan olahraga GOR Pajajaran, sedangkan pilar putih itu kini sudah lenyap ditelan zaman.

Pada awalnya, klub-klub sosial yang ada di Bogor ini lebih difungsikan untuk menghimpun para anggotanya yang memiliki ketertarikan dalam balapan kuda. Namun kemudian, seiring perjalanan waktu klub-klub sosial ini terus berkembang hingga kemudian para anggotanya pun tidak hanya terdiri dari para penghobi balapan kuda saja tapi juga mantan petinggi hingga anggota militer Hindia-Belanda.

Sejak tahun 1960-an, bangunan yang letaknya tidak jauh dari Balaikota Bogor ini rata dengan tanah. Bahkan di lokasi ini pula, Presiden RI pertama IR. Sukarno pernah berrencana mendirikan gedung serbaguna (Nasional) dan Gedung Dewan Pengawas Keuangan dengan bantuan arsitek F.X. Silaban. Lokasi tersebut kini menjadi gedung perkantoran beberapa Bank. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *