Jurnalaksara.com, BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Kelurahan Pasir Jaya menginisiasi sebuah program dalam membangun ekosistem percepatan stunting dengan kolaborasi pentahelix dengan berbagai pihak.
Ekosistem yang dibangun yakni dengan menyediakan gizi yang cukup untuk anak-anak stunting dan keluarga rawan stunting yang dimulai dengan penanaman padi Nutri Zinc pada Minggu (24/3/2024) di lahan yang berada di dalam area Kebun Penelitian Tanah kelurahan Pasir Jaya, Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Padi menanam.
Dalam membagun ekosistem ini Pemkot Bogor berkolaborasi dengan BSIP Padi, Kelompok Tani Dewasa dan instansi lainnya bersama stakeholder pengusaha.
Secara Simbolis Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim bersama Kepala BSIP Padi, Muhammad Tharmizi, Pemulia Padi Wage Ratna Rohaeni dari IPB University, Lurah Pasir Jaya, Giri Maya Yudistira beserta perwakilan dari Baznas, IWAPI, dan Perempuan Indonesia Maju.
“Dengan metode kolaborasi ini nantinya menjadi pemicu masyarakat bisa mengkonsumsi pada nutri zinc ini sebagai upaya besar kita mencegah stunting. Kita berterima kasih kepada Ibu Wage sebagai padi nut zinc. Insya Allah ini akan menjadi solusi besar Indonesia dalam mengatasi stunting,” kata Dedie Rachim.
Kolaborasi yang diinisiasi oleh Pemkot Bogor ini tidak hanya bertujuan untuk pengentasan stunting, tapi juga sebagai upaya menangani kemiskinan.
Kepala BSIP Padi, Muhammad Tharmizi mengatakan, pengentasan stunting dan mengatasi kemiskinan tidak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah seorang diri.
“Sehingga kita harus bersatu, karena ini bicara anak bangsa kita yang mengalami kekurangan asupan gizi. Dengan ini saya kira akan menjadi model bukan hanya di Kota Bogor, tapi bisa menjadi role model diseluruh Indonesia untuk bagaimana kita mencegah stunting pada anak-anak kita ke depan,” ucapnya.
Di lokasi yang sama Lurah Pasir Jaya, Giri Maya Yudistira mengatakan, alur program membangun ekosistem berkelanjutan ini diawali dengan diskusi bersama BSIP yang dilanjutkan dengan kolaborasi bersama.
Bekerjasama dengan BISP padi ini ditanam oleh kelompok tani dewasa dan setelah panen akan dibeli oleh Baznas, IWAPI dan Perempuan Indonesia Maju, selanjutnya disalurkan gratis kepada warga.
“Jadi setelah dibeli, dikembalikan ke kami, kami yang menyalurkan. Terutama di Pasir Jaya dulu, baru Bogor Barat. Kalau mencukupi keluar, kami berikan keluar,” katanya.
Padi nut zinc yang ditanam ini akan memasuki masa panen pada usia tiga bulan.
Di lahan 2.000 meter ini nantinya padi yang ditanam akan menghasilkan 1,2 ton gabah.
“Ini kita lakukan dengan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan pentahelix dari kami. Kami memberdayakan masyarakat, masyarakat mendapatkan ilmu dari BSIP, BSIP setelah kami dari tiga unsur berjalan lalu dilanjutkan kerja sama dengan pengusaha yang membeli produk itu. Setelah itu kita salurkan ke anak-anak stunting dan ibu-ibu,” katanya.
Sehingga ekosistem yang sudah berjalan ini akan terus berlanjut siapapun lurahnya, camatnya, dan wali kotanya akan terus berlanjut.
“Iya enggak akan terputus, karena itu sudah berkesinambungan,” katanya. (A. Humaini)