Jurnalaksara.com, BOGOR – Diseminasi inovasi teknologi IPB University sukses memberikan dampak positif bagi produksi pangan nasional. Dalam panen raya padi di Kampung Inovasi IPB Subang (21/4), Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) IPB University, Prof Suryo Wiyono mengatakan, penerapan beragam inovasi dan teknologi IPB University telah berhasil menaikkan hingga 32 persen produksi padi di 350 hektare sawah di Desa Kiarasari, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
“Inovasi dan teknologi IPB University di Kampung Inovasi IPB Subang mampu menghasilkan peningkatan produktivitas dari 7,3 ton gabah kering panen (GKP) menjadi 9,72 ton GKP per hektare. Artinya, produktivitasnya meningkat 32,8 persen,” jelas Prof Suryo saat acara panen raya.
Ia menambahkan, Kampung Inovasi IPB Subang berdampak pada meningkatnya harga jual gabah 200 rupiah per kilogram karena diserap oleh Sari Bumi Nusantara (SBN), sebuah perusahaan penggilingan padi milik alumni IPB University yang berada di lokasi setempat.
Selain itu, mekanisasi pertanian dan minimnya pemberian pestisida di Kampung Inovasi IPB Subang juga berdampak pada efisiensi biaya produksi. Penghematan biaya produksi bisa mencapai 25 persen.
Menurutnya, pola Kampung Inovasi IPB Subang sangat mungkin untuk diperluas dan direplikasi untuk skala kabupaten, provinsi maupun nasional.
Wakil Rektor IPB University bidang Konektivitas Global, Kerjasama dan Alumni, Prof Iskandar Siregar dalam acara itu menyampaikan, program Kampung Inovasi IPB Subang ini merupakan bukti nyata bahwa IPB University tidak hanya fokus menghasilkan jurnal-jurnal ilmiah, tetapi juga aktif untuk terjun ke lapangan untuk memberikan dampak di masyarakat.
Kampung Inovasi IPB Subang diinisiasi tahun 2021 antara Faperta IPB University, SBN, Himpunan Alumni (HA) IPB Subang, Pemerintah Desa (Pemdes) Kiarasari dan dukungan Dinas Pertanian Subang. Sebagai perintis inovasi ini adalah Dr Sugiyanta (alm) selaku Dekan Faperta IPB University periode 2020-2025 bersama tim Faperta dan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta).
Pada dua tahun pertamanya (2021-2022), Kampung Inovasi IPB Subang mendapatkan dukungan melalui program Matching Fund Kedaireka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI.
Dalam perkembangannya, Kampung Inovasi IPB Subang juga di-support dengan sejumlah infrastruktur berupa gudang, combine harvester, pompa, transplanter dan traktor. Fasilitas tersebut diberikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Tak hanya itu, saat musim tanam pertama (MT 1), Kampung Inovasi IPB Subang didukung dengan sarana produksi pertanian (saprodi), yakni pupuk, benih, biostimulan dan pestisida melalui Program Hara Berimbang. Untuk menjalankan Kampung Inovasi IPB Subang, IPB University juga bekerja sama dengan SMKN Compreng.
Prof Suryo Wiyono juga menerangkan, secara substansi, Kampung Inovasi IPB Subang memiliki tiga komponen. Pertama, integrasi hulu hilir – pra tanam – on farm – panen- pascapanen dan pemasaran. Kedua, penerapan inovasi hulu hilir, dan ketiga, kawasan satu desa: 500 hektare.
Sejumlah inovasi yang sudah diterapkan antara lain persemaian dapok dan hidroponik, mekanisasi penanaman dengan transplanting, bioimunisasi tanaman untuk ketahanan terhadap hama penyakit tanaman (HPT), serta monitoring dan pengendalian hama, khususnya penggerek. Di samping itu, Kampung Inovasi IPB Subang juga menerapkan teknologi trap barrier system (TBS) untuk pengendalian hama tikus, serta optimasi pemupukan dengan kombinasi pupuk organik dan NPK.
“Kami juga melakukan uji coba penyemprotan biofertilizer dan biopestisida dengan drone serta penerapan mekanisasi panen. Sementara untuk pascapanen, pengolahan dan pemasaran dilakukan di SBN,” tutur Prof Suryo.
Di samping itu, terdapat beberapa inovasi yang masih dalam pengembangan. Antara lain teknologi digitasi petal, peta kesuburan 1 Desa 1: 10.000 (satu satunya di Indonesia), pemantauan kesehatan tanaman dengan drone, peramalan HPT berbasis automatic weather station (AWS), dan penguatan kelembagaan.
Kampung Inovasi IPB Subang telah melibatkan 10 dosen lintas departemen dari Faperta, Fateta dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Juga melibatkan sebanyak 35 mahasiswa baik penelitian, magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) maupun praktik lapang, serta guru dan 77 siswa SMKN Compreng.
Panen raya padi di Kampung Inovasi Subang turut dihadiri oleh Sekretaris Institut (Prof Agus Purwito), Kepala Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (Prof Erika B Laconi), Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (Batara Siagian, SP, MP).
Hadir pula Pelaksana tugas (Plt) Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) Provinsi Jawa Barat (Wahid Sarifudin, MM), Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Subang (Dra Nenden Setiawati, MSi), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kiarasari, Kepala Desa Kiarasari, para dosen IPB University, serta perwakilan dari SBN dan HA IPB Subang.
Dalam kesempatan itu, Wahid, Plt Kepala BPSBTPH Jawa Barat mengapresiasi atas capaian Kampung Inovasi IPB Subang. Ia menyebutkan, program kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat semacam ini juga penting untuk bisa diperluas cakupannya.
“Untuk petani (Kampung Inovasi IPB Subang) ini sangat bagus, kalau bisa ini juga bisa diterapkan di daerah-daerah yang produktivitasnya rendah, sehingga nanti kelihatan peningkatan setelah ada program ini,” harapnya. (A humaini)