Gempa Dahsyat Terjang Bogor, PALEIS BUITENZORG ‘RUNTUH’

BOGOR. Jurnalaksara.com, Paleis Buitenzorg kini menjadi Istana Bogor sempat  mengalami kerusakan parah pada saat gempa dahsat menerjang Bogor   pada 11 Oktober 1834, begini ceritanya,  Paleis Buitenzorg atau Istana Bogor  ternyata menyimpan segudang cerita. Bangunan megah yang berdiri tegak di Kota Bogor ini  mengintepretasi keagungan sejarah hegemoni colonial Belanda di Negeri ini.

Paleis Buitenzorg menjadi tempat dan singgasana dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Pada permulaannya, Gubernur Jenderal Hindia Belanda kala itu, Gustav Willem Baron van Imhoff berupaya untuk menemukan lokasi dikawasan selatan Batavia kini Jakarta  untuk mengindari sengatan panas dan wabah nyamuk malaria di Batavia.

Gubernur Jenderal Van Imhoff dengan keyakinan penuh memilih lokasi yang dianggapnya strategis seiring dengan tibanya Belanda pertama kali, saat membuka daerah perkebunan di Buitenzorg (Bogor) dan sekitarnya.

Tibalah ia di sebuah desa bernama Kampong Baroe yang dipandang jauh dari sengatan panas dan penyakit-penyakit yang mewabah di Batavia. Di sinilah, Imhoff memerintahkan untuk dibangun istana yang megah.

Proyeksi pembangunannya dimulai pada 10 Agustus 1744, namun pembangunannya tidak selesai pada akhir masa jabatannya pada tahun 1750, dan dengan demikian dilanjutkan oleh penggantinya yakni Jacob Mossel.

Jacob Mossel menyempurnakan pembangunannya dan dibuatnya bertingkat setelah beberapa bagian rusak saat penyerbuan Banten. Paleis Buitenzorg nun indah dikelilingi taman yang luas, kolam dengan air jernih dan berkeliaran rusa totol atau aksis aksis di dalamnya yang menyejukkan mata.

Namun, musibah besar terjadi menerjang Batavia dan Buitenzorg pada tahun 1834. Bencana gempa bumi yang dahsyat mengguncangkan bumi, membuat tanah-tanah di Buitenzorg berguncang tak keruan.

Diperkirakan pada tahun 1834, gempa bumi besar yang menerjang Buitenzorg dipicu oleh letusan gunung berapi Gunung Salak, meluluhlantakkan seanteri Bogor dan sekitarnya termasuk merusak Paleis Buitenzorg.

Gempa tersebut terjadi pada pagi hari tanggal 11 Oktober 1834. Menurut catatan sejarawan, gempa ini ditetapkan pada skala VIII (Parah) hingga IX (Hebat) Skala intensitas Mercalli, yang paling parah menerjang Batavia dan sekitarnya, termasuk Buitenzorg.

Gempa itu didahului oleh serangkaian gempa ringan pada malam hari 10 Oktober 1834, sebelum gempa utama yang terbesar datang. Gempa ini diduga terjadi akibat dari pergeseran Sesar Baribis.

Getaran hebatnya diakibatkan karena kedalaman sumber gempa sangat dangkal 12 km yang berpusat di 11 km dari Kota Buitenzorg. Getaran gempa dirasakan begitu kuat, di seluruh Priangan, Banten, hingga Batavia.

Sebuah gempa berkekuatan 7,0 Magnitudo dengan Skala IX yang terbilang hebat selama 51 detik mengguncang dengan ngeri pada pukul 06.30 WIB. Paleis Buitenzorg  yang megah bertingkat itu terguncang hebat.

Beberapa bagian dari bagian bangunan mengalami kerusakan cukup parah, membuat orang-orang berhamburan lari keluar menyelamatkan diri. Penduduk sekitar pun pada berlarian dengan histeris. Beruntung, Jean Chrétien Baron Baud, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang menjabat kala gempa terjadi, selamat dari bencana mengerikan itu. Paleis Buitemzorg rusak parah akibat gempa tersebut, banyak bagian bangunan megah tersebut hancur berantakan.

Akibat kerusakan yang cukup parah itu, Jean Chrétien Baud memerintahkannya untuk dibongkar. Istana kemudian dibangun kembali dengan gaya arsitektur Eropa abad ke-19 yang baru. Pada tahun 1850, Paleis Buitenzorg dibangun kembali, tetapi tidak bertingkat lagi karena disesuaikan dengan pertimbangan berada dalam kawasan rawan gempa. Setelah perbaikan, terhitung pada tahun 1870 Paleis Buitenzorg dijadikan tempat kediaman resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Dalam perjalanannya itu gubernur mendapat pengawalan dari beberapa tentara istana. Berdekatan dengan istana terdapat barak besar yang digunakan sebagai tempat istirahat pasukan Eropa yang bekerja bagi pemerintah Hindia Belanda (Indisch Leger). *** (Sam Tanara/dari berbagai sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *