‘Memento Mori Buitenzorg’ Pernah jadi GOR, Kini Pusat Grosir

BOGOR. Jurnalaksara.com, Memento mori (berasal dari bahasa Latin yang bermakna ‘ingatlah bahwa Anda akan mati), adalah sebuah kiasan artistik atau simbolis sebagai pengingat bahwa kematian adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari.

Sebagian besar kaum milenial di Kota ini,  asing mendengar kata ‘Memento Mori Buitenzorg’ yang pernah ada di Kota Bogor. ‘Memento Mori Buitenzorg’ adalah nama dari makam Belanda yang pernah ada di Kota ini. Lokasi tepatnya ‘Memento Mori Buitenzorg’ di Tjikeumeuh Weg atau jalan Cikeumeuh, sekarang menjadi Jalan Merdeka.

Dijaman kolonial Belanda, lokasi ini dijadikan tempat pemakaman orang-orang Eropa terutama Belanda. Dibangun sekitar abad ke-17, disini  banyak makam tua yang dihiasi patung indah, bahkan konon katanya tak jarang material patung itu didatangkan langsung dari Eropa.

Pada tahun 1968 Pemkot Bogor memindahkan seluruh makam yang ada di ‘Memento Mori’ ke pemakaman  Cipaku, karena pemakaman ini tidak terawat dan ditumbuhi ilalang. Lokasi bekas pemakaman ini kemudaian dibangun  sebuah Gedung Olah Raga (GOR) Merdeka dan Gedung Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI), Terminal Bis  serta Pasar Merdeka.  Menurut catatan di GOR Merdeka inilah untuk kali pertama, pada tanggal 3 Juni 1972 diselenggarakan Paripurna Gabungan DPRD Kota Bogor dengan Ketuanya Letkol. Endang Gaos dan DPRD Kabupaten Bogor dengan Ketuanya Elif Djehan,  dengan agenda Tunggal penetapan bahwa tanggal 3 Juni sebagai Hari Jadi Bogor, baik Kota maupun Kabupaten Bogor.

Dalam perkembangannya, keberadaan GOR Merdeka di lokasi itu dianggap kurang memadai, karena areal parkir sempit dan perkembangan Pasar tradisional Merdeka yang terus merambah ke sisi GOR Merdeka. Oleh karenanya pada tahun 1990-an, pemerintah Kota Bogor memutuskan Gedung Olah Raga direlokasi ke Komplek Stadion Pajajaran Bogor di jalan Pemuda Tanah Sareal Bogor. Bekas GOR Medeka kemudian dijadikan Pusat Grosir Bogor (PGB) dan pertokoan sampai sekarang.

Dikisahkan oleh sejumlah sesepuh Bogor, bahwa ketika makam dibongkar dan jasad yang tinggal tulang belulang itu dipindahkan ke pemakaman Cipaku. Ada beberapa kejadian aneh ketika pembongkaran makam, salah satunya adalah masih utuhnya jasad De Vriest  (seorang Belanda pengusaha bengkel) lengkap dengan jas yang dikenakannya meski telah puluhan tahun dikuburkan. De Vriest adalah seorang pengusaha Bengkel mobil di Bantam Weg atau jalan Banten kini menjadi jalan Veteran. Disamping Bengkel mobil De Vriest ada Pasar Tradisional yang kemudian orang Bogor menyebutnya sebagai Pasar ‘Devris’ diambil dari nama De Vriest.  Bengkel mobil De Vriest tersebut kini menjadi City Plaza Jembatan Merah.*** (Sam Tanara/dari berbagai sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *