Bogor Kota Beriman, Nyaris Tak Terdengar

Bogor kota indah sejuk nyaman, Bagai bunga di dalam taman

Sungguh menarik perhatian, banyak dikunjungi wisatawan….. dst

BOGOR. Jurnalaksara.com, Itulah bait-baik lagu mars Kota Bogor berjudul “Kota Kesayangan”, karya Nursamsi  (Alm). Sejak tahun 1970-an lagu ini dijadikan sebagai lagu Mars resmi Kota Bogor, namun  kini nyaris tak terdengar lagi, bahkan para PNS dilingkungan Pemkot Bogor sendiri sebagian besar tidak tahu.

Nursamsi, adalah seorang anggota TNI bertugas di Korem 061 Suryakancana berpangkat Kapten yang peduli akan kotanya. Ia menciptakan lagu ini tentunya melihat kondisi Bogor kala itu yang sejuk dan nyaman.

Dulu, di era tahun 1970-an memang petinggi Bogor dan semua lapisan warga  mengidolakan “Bogor sebagai kota dalam taman”. Pada Tahun 1985 keinginan ini diwujudkan secara normatif ditetapkan dalam rencana induk pembangunan kota Bogor jangka panjang yakni Bogor sebagai Kota Dalam Taman dengan 4 fungsi strategis yakni, sebagai Kota Pemukiman, Kota Wisata, Kota Ilmiah dan Kota Perdagangan regional.

Tidak sebatas itu, sebuah unit kerja Dinas khusus pun dibentuk yakni Dinas Pertamanan Kotamadya Bogor  (kala itu) dengan kantor yang cukup representatif menenmpati sebuah bangunan peninggalan Belanda di jalan Pangrango, kini dibongkar dan berubah menjadi sebuah restoran.

Seperti diutarakan salah seorang pensiunan pegawai Pemerintah Kota Bogor, Bambang Suharyanto (68) menyebutkan bahwa konsep Bogor Kota Dalam Taman, ditetapkannya  Kebun Raya Bogor sebagai induk taman kota, dengan sub-sub taman disekitarnya yaitu Taman Kencana, Taman Malabar, Taman Perangin-angin, Taman Pangrango dan sejumlah taman lain di Kota Bogor kemudian.

Tidak itu saja, sambung mantan Lurah Sindangrasa Bogor Timur ini, bahwa   sebagai keseriusan mewujudkan cita-cita ini, Pemkot Bogor bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor dan para ahli landscape.  Hal itu dilakukan untuk mewujudkan cita-cita menjadikan Bogor sebagai kota dalam taman. Sejak itu pula, dicanangkan motto juang kota ini dengan sebutan Bogor Kota Beriman (Bersih, Indah dan Nyaman), sekaligus mencanangkan bahwa setidak-tidaknya 20 persen dari luas wilayah kota Bogor harus menjadi taman-taman kota, atau yang sekarang dikenal sebagai ruang terbuka hijau (RTH).

Memang kemudian, program ini diperkenalkan kepada semua lapisan warga Kota Bogor yakni adanya kawasan jalur hijau (green belt) yang bebas dari bangunan. Pentingnya suatu taman sebagai paru-paru kota, bukan hanya sekedar untuk keindahan lingkungan. Namun sangat disayangkan belakangan , banyak taman-taman kota, beralih menjadi lokasi bangunan-banguan komersial.

Konon katanya, ditahun 1970-an hampir seluruh jalur jalan raya dipenuhi pepohonan bak pita hijau menghubungkan Bogor dengan Jakarta, Bogor -Cianjur dan Sukabumi serta Bogor – Rangkasbitung Banten. Di sejumlah sudut kota terdapat taman-taman kota nan indah terpelihara. Boleh jadi para petinggi Kota Bogor kala itu memproyeksikan kota ini menjadi Kota Dalam taman.

Kini Bogor Kota Dalam Taman, mulai terwujud dan tampak  indah serta nyaman dipandang, menyusul direhabilitasinya sejumlah taman-taman kota dan jalur hijau di kota ini. Dan terkhir dibangnnya sebuah alun-alun diatas lahan bekas Palaza Kapten Muslihat dan Taman Ade Irma. (Sam Tanara/dari berbagai sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *